Setelah tsunami
9 tahun silam, Aceh bangkit dari keterpurukan ke arah kemajuan yang signifikan.
Kini, wisata Aceh juga digencarkan promosinya sampai menarik perhatian turis
dari dalam negeri maupun mancanegara untuk berdatangan ke Aceh. Ini peluang
yang cukup besar dan mendatangkan berkah bagi masyarakat Aceh. Keberhasilan
pembangunan perekonomian di Aceh tergantung bagaimana strategi masyarakat Aceh
dalam memanfaatkan peluang tersebut.
Menjamurnya waroeng kupi di wilayah Aceh, khususnya
Banda Aceh menjadi hal yang baru bagi warga Aceh. Waroeng kupi tersebar di sepanjang jalan kota bahkan sampai di
perkampungan. Waroeng kupi didesain
dengan bangunan menarik dan fasilitas yang mewah mulai dari meja, kursi dan
ruangan yang elegan serta fasilitas internet dan wifi. Tanpa disadari,
sebenarnya hal ini menjadi investasi yang bagus bagi masyarakat, bukan hanya
untuk pengusaha (pemilik waroeng kupi).
Salah satu usaha
yang bisa dijalankan oleh masyarakat biasa untuk mendapatkan keuntungan ekonomi
dari kehadiran waroeng kupi di Aceh adalah
dengan membuat aneka kue. Salah satunya timphan.
Namun, timphan kreasi yang berbeda
dari timphan biasanya dalam hal rasa, warna, bentuk dan kemasannya. Dengan waroeng kupi meucuhu, timphan kreasi
jadi investasi yang menjanjikan. Dengan begitu dapat
menjadikan generasi muda Aceh berjiwa mandiri dengan membuka usaha atau bahkan
membuka lapangan kerja hingga mewujudkan peningkatan perekonomian Aceh. Selain itu juga dapat menjadikan
generasi muda Aceh sebagai pribadi yang aktif dan kreatif dan dapat membangun
peradaban Rakyat Aceh karena usahanya bersifat memperkenalkan budaya dan
kearifan lokal Aceh kepada orang lain.
s Siapa saja yang
berniat membuka usaha tentu harus benar-benar jeli membaca dan menilik secara
serius tipe usaha, target pasar, besarnya modal yang dikeluarkan, berapa
keuntungan yang diperoleh dan bagaimana kemungkinan kerugian yang bukan tidak
mungkin akan terjadi.
Meucuhunya
waroeng kupi di berbagai sudut jalan
di Banda Aceh menjadi peluang untuk berbisnis dan menjadikan waroeng kupi sebagai sarana bisnis kita.
Apa yang bisa kita lakukan? Yang pertama sekali tentu memiliki ide bisnis yang
dapat bekerja sama dengan pemilik waroeng
kupi. Salah satunya yang akan kita bahas adalah memproduksi dan menjual timphan kreasi.
1. Pengertian Timphan Kreasi
Timphan
adalah jenis kue khas Aceh yang terbuat dari tepung ketan, santan dan bahan
tambahan yang umumnya dipakai labu tanah, serta untuk selainya digunakan kelapa
yang ditambah gula atau selai srikaya.
Timphan
kreasi berbeda dari timphan biasa. Untuk bahan tetap menggunakan tepung ketan
dan santan tetapi bahan tambahannya (biasanya labu) diganti dengan pisang,
papaya, ketela ungu dan ketela kuning. Untuk selainya juga bisa diganti menjadi
selai yang terdiri dari aneka rasa, misalnya kelapa yang diberi potongan
nangka, atau dipakai selai rasa nenas, stroberi, nangka, durian dan lainnya.
Hasilnya, timphan kreasi dengan aneka warna dan beragam rasa yang sangat
menarik.
2.
Strategi
Marketing
Timphan
kreasi dibungkus rapi dengan daun pisang. Jika biasanya bentuk timphan persegi panjang kecil, timphan kreasi dibentuk menarik seperti
segitiga, petak, bentuk hati bahkan bulat. Target pasar yaitu waroeng kupi di seluruh kawasan Banda
Aceh. Konsep pemasaran langsung dengan membuat penawaran kepada pemilik waroeng
kupi dengan bagi hasil. Misalnya kita memberi harga Rp.1500 per buah sedangkan
pemilik waroeng kupi menjualnya Rp 2000 per buah. Kemasan timphan ditaruh dalam
toples (tempat) berbentuk petak panjang dan diletakkan di semua meja-meja di setiap
waroeng kupi. Jangan lupa sertai
label gambar timphan warna-warni dan penjelasan singkat mengenai rasa timphan
serta kandungan gizi yang dibuat dalam dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris. Dengan begitu, orang akan tertarik untuk mencoba. Apalagi jika
ada orang luar Aceh bahkan turis yang datang ke waroeng kupi, mereka pasti membeli timphan kita.
3.
Analisa
SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, and Threats)
Kekuatan (strength) bisnis usaha timphan kreasi adalah banyaknya waroeng kupi di Banda Aceh. Selain itu,
kebiasaan masyarakat Aceh di segala usia yang menghabiskan waktu luangnya di waroeng kupi. Timphan kreasi menarik konsumen untuk mencicipi timphan dengan cita rasa baru.
Yang dapat
menjadi kelemahan (weakness) dalam
usaha ini adalah harus mencari banyak pekerja dan membiayai pekerja tentunya.
Namun, usaha ini memberi peluang (opportunities)
yang besar karena banyaknya waroeng kupi
dan banyaknya orang yang duduk di waroeng
kupi. Bahkan dalam satu hari, per mejanya bisa diduduki oleh 7 sampai 10 kelompok
orang yang berbeda.
Timphan
kreasi
juga jauh dari ancaman (Threats)
karena jika tersisa (tidak laku habis), dapat dipanaskan kembali dengan
dicelupkan ke dalam air mendidih lalu diangkat kembali dan timphan seperti baru
masak dan tetap segar.
Kesimpulan
Memproduksi dan
menjual timphan kreasi menjadi investasi
yang menjanjikan dengan meucuhunya waroeng kupi dan perkembangan
perekonomian masyarakat, kemajuan wisata serta kebiasaan masyarakat Aceh
menghabiskan waktu di waroeng kupi. Bisnis ini menggunakan modal kecil tapi
berpeluang memperoleh keuntungan yang besar.