Jika kita bisa mendengar, mungkin
bumi sedang berteriak dengan kemarahan yang begitu besar kepada kita! Betapa
serakahnya manusia! Apakah kalian tidak pernah berpikir panjang? Dimana kalian
hidup, menginjakkan kaki, bermain, bersenang-senang?! Di BUMI…!! Lalu kenapa
seakan-akan kalian tidak peduli dan bertingkah seenaknya!? Begitulah kira-kira
pelampiasan perasaan bumi terhadap kita.
Pernahkah kita merenungi segala
peristiwa bencana alam yang terjadi di berbagai belahan dunia? Tidak hanya itu,
perubahan iklim global dan kerusakan alam juga menyebabkan kelaparan, penyakit
bahkan kematian manusia. Lalu siapa yang bertanggung jawab atas semua itu?
Jawabannya sangat singkat: KITA SEMUA!
Manusia adalah salah satu makhluk
yang hidup di planet bumi dan selalu melakukan interaksi dengan alam atau
lingkungan sekitarnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia memanfaatkan
sumber daya alam sehingga manusia adalah makhluk yang paling berpengaruh
terhadap alam. Bisa saja manusia membawa pengaruh positif atau pengaruh negatif
untuk keberlangsungan kehidupan di bumi ini. Peran manusia yang serakah dengan
memanfaatkan sumber daya dalam jumlah yang sangat besar dapat menurunkan
kualitas lingkungan hidup. Dapat dicontohkan pada peristiwa pembalakan liar
yang dilakukan secara resmi oleh beberapa perusahaan kayu atau kertas (pulp) yang tanpa reboisasi atau jumlah
yang ditanam kembali tidak sesuai dengan yang ditebang. Hal ini menyebabkan
gundulnya hutan dan membawa bencana banjir serta longsor yang merugikan semua
makhluk hidup.
Padahal, sejatinya kita semua adalah
khalifah di muka bumi ini. Manusia wajib menjaga kelestarian lingkungan.
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al Baqarah ayat 30 yang artinya: “Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui.”
Islam merupakan agama yang memandang
penting akan tingkah laku seseorang terhadap lingkungan yang merupakan wujud
dari keimanan manusia kepada Tuhannya (Allah SWT). Islam mengatur konsep tentang
pelestarian lingkungan dengan sangat komplit. Manusia telah dipilih oleh Allah
di muka bumi ini sebagai khalifah (khalifatullah
fil’ardh). Khalifah berarti wakil, sebagai wakil Allah, manusia wajib untuk
bisa merepresentasikan dirinya sesuai dengan sifat-sifat Allah. Salah satu
sifat Allah tentang alam adalah sebagai pemelihara atau penjaga alam (rabbul’alamin). Jadi sebagai wakil
(khalifah) Allah di muka bumi, manusia harus aktif dan bertanggung jawab untuk
menjaga bumi. Artinya, menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai tempat
kehidupan makhluk Allah termasuk manusia sekaligus menjaga keberlanjutan kehidupannya.
Kehidupan manusia memang sangat
bergantung terhadap alam. Manusia memiliki hak untuk memanfaatkan kekayaan alam
dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup tapi dengan catatan tidak berlebihan dan
dalam skala yang wajar. Hal ini juga tercantum dalam firman Allah sebagai
berikut: “Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari
buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di
hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah
kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan (Q.S Al an’am: 141).”
Namun apa yang terjadi sekarang? Jika
kita bisa mendengar, mungkin bumi sedang berteriak dengan kemarahan yang begitu
besar kepada kita! Betapa serakahnya manusia! Apakah kalian tidak pernah
berpikir panjang? Dimana kalian hidup, menginjakkan kaki, bermain,
bersenang-senang?! Di BUMI…!! Lalu kenapa seakan-akan kalian tidak peduli dan
bertingkah seenaknya!? Begitulah kira-kira pelampiasan perasaan bumi terhadap
kita.
Padahal, kita semua hidup di bumi.
Tapi hanya sebagian kecil yang berperan sebagai khalifah di muka bumi ini.
Namun, sebagian besar lainnya memilih mengeruk sumber daya alam secara
besar-besaran untuk kepentingan dirinya sendiri dan tidak mau peduli akibat
yang ditimbulkan dari keuntungan yang diperolehnya setelah merusak alam. Allah
berfirman: “Dan Dia-lah (Allah) yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi
dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa
derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (Al an’am 165).
Semua bencana yang terjadi adalah
peringatan Allah SWT kepada kita agar kita menyadarinya dan berusaha untuk
memperbaiki diri. Hal ini seperti yang disebutkan dalam Q.S Ar ruum ayat 41
yang artinya; “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Banyak hal yang bisa kita lakukan
sendiri dan bisa bermanfaat untuk lingkungan. Dengan menghemat energi (listrik,
air dan bahan bakar), kita telah mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Hal
tersebut bisa kita lakukan dalam aktivitas sehari-hari seperti menggunakan
listrik sesuai kebutuhan, mematikan lampu di ruangan/kamar yang sedang tidak
perlu untuk diterangi, mematikan AC saat tidak dibutuhkan, mencabut stop kontak
pada alat elektronik (televisi, komputer, mesin cuci, charger hp, dll) yang
sedang tidak dipakai, atau dengan memakai lampu dan peralatan elektronik yang
hemat energi. Untuk menghemat air dapat dilakukan dengan mudah yaitu tidak
pernah lupa mengontrol dan mematikan keran air jangan sampai merembes, hemat
air saat mencuci dan saat mandi dengan menggunakan air secukupnya dan tidak
berlebihan. Menghemat bahan bakar cukup dengan berpikir sebelum melakukan
perjalanan. Tentukan jalur tempuh yang paling pendek ke lokasi tujuan, atau
dengan menstabilkan jalannya kendaraan kita juga bisa menghemat BBM. Selain
itu, beberapa aktivitas untuk menjaga lingkungan yaitu dengan membiasakan diri
membuang sampah pada tempatnya, menghemat penggunaan plastik saat berbelanja
dengan membawa tas belanja, juga menghemat sampah plastik dengan tidak banyak
membeli barang yang terbungkus plastik/sachet, membiasakan untuk membawa botol
minum isi ulang, juga menghemat penggunaan tissue, sampai rajin menanam pohon
di rumah masing-masing, bisa juga bergabung dengan komunitas lingkungan di kota
kita agar dapat melakukan aksi besar secara bersama-sama.
Bayangkan saja jika aktivitas
positif menjaga bumi tersebut kita lakukan secara rutin! Berapa jumlah energi
yang telah kita kurangi penggunaannya?! Berapa biaya yang dapat kita hemat
perbulannya? Dan yang lebih luar biasa lagi ketika semua orang di dunia
melakukannya! Pasti kita akan mendapat manfaat yang signifikan untuk keadaan
bumi yang lebih baik. Subhanallah, sungguh kita menciptakan rumah yang nyaman
bagi diri kita sendiri dan semua makhluk.
Sungguh Allah telah memberikan kita
anugerah yang begitu besar, yaitu alam ini dengan segala isinya yang patut kita
jaga. Allah memberi kita kecerdasan dan hati yang seharusnya kita syukuri
dengan berbuat baik, bukan malah membuat kerusakan dengan memanfaatkan
kecerdasan dan teknologi tanpa berpikir panjang. Kemana hati nurani kita? Yuk,
berpikir lebih bijak dan bertindak dengan positif demi kedamaian kehidupan.
Semoga kehidupan kita bisa menjadi rahmat bagi alam (rahmatan lil’alamiin) dan sebagai bekal kehidupan di akhirat kelak.
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penerima Taubat. Kru Seumangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar