Senja
mulai turun diantara matahari yang mengabur di balik awan. Namun mata kemuning
masih saja terlihat bening menghiasi wajah cerianya. “Hai, Ning..!! Yuk pulang bareng aku..!!” Kemuning dikejutkan oleh
sapaan dan ajakan temannya Desi dan langsung ditanggapinya dengan senyum renyah
dan menjawab,”Hai, Des, yuk, dengan senang hati”
Siapa
yang menyangka bahwa Kemuning yang cantik, selalu ceria, cerdas serta punya
banyak teman itu adalah anak seorang pembantu rumah tangga yang ditinggal pergi
ibunya yang kini tidak pernah kembali lagi dan tidak diketahui keberadaannya.
Kemuning tinggal dirumah majikan orang tuanya dulu. Mereka telah menganggap
Kemuning sebagai anak mereka sendiri. Mereka juga memiliki seorang anak yang
seumuran dengan Kemuning, bernama Santi.
Sore
itu, setiba dirumah, seperti biasanya Kemuning mengucapkan salam dan menyapa
kedua orang tua angkatnya serta Santi yang juga sedang duduk bersantai di ruang
keluarga. Papa Mama menyambut kedatangan Kemuning sambil mencium pipi Kemuning.
“Kenapa pulangnya telat, Sayang..??” Tanya Mama. “HMmm,, iya nih, Ma.. Kemuning belajar bareng teman tadi ngerjain tugas kuliah”. Jawab Kemuning santai. Tapi Santi langsung
menimpali jawaban Kemuning dengan berkata, “Ah, Mama terlalu percaya sama
Kemuning, padahal Kemuning asik jalan sama pacarnya tuh, Ma..!!” Santi terlihat memandang Kemuning sambil memicingkan
matanya. Mendengar perkataan Santi, Mama segera melerai, “Hush, kamu Santi, kalo ngomong itu jangan sembarangan dong..!!” Kemuning langsung meninggalkan
mereka dan menuju ke kamarnya.
Santi
dan Kemuning adalah mahasiswi di salah satu universitas negeri di Jakarta.
Mereka satu fakultas, yaitu di fakultas ekonomi akuntansi, dan juga satu kelas.
Meskipun begitu, Santi tidak pernah mau mengaku bahwa Kemuning adalah
saudaranya. Santi juga tidak pernah mau berangkat ke kampus sekalian dengan
Kemuning. Kemuning tidak mempersoalkan hal tersebut. Dia sangat menyadari
posisi dan keberadaannya sebagai anak angkat di keluarga itu. Dia tetap
terlihat sederhana dan menolak ketika ditawarkan pakaian, perhiasan atau
fasilitas mewah lainnya oleh orang tua angkatnya. Tapi hal tersebut justru
bukan penghalang baginya dalam pergaulan. Sifatnya yang ramah, baik dan cerdas
itu membuat Kemuning mudah diterima di lingkungan kampus dan mendapat banyak
teman. Satu hal yang paling menonjol dari Kemuning adalah matanya yang bening.
Seakan dari matanya dapat kita temukan kedamaian dan ketulusan jiwa dari
seorang Kemuning. Hal itu pula yang menjadikan Kemuning banyak disukai oleh
cowok-cowok di kampusnya. Termasuk cowok yang paling popular di kampus itu,
Ferdi, yang juga menyukai Kemuning.
Pada
minggu terakhir di bulan ini, perkuliahan disibukkan oleh kegiatan baksos bertemakan
“Peduli Lingkungan dan Anak Jalanan”. Berbagai lomba diadakan di kampus dan
hadiah untuk pemenangnya akan disumbangkan untuk acara baksos tersebut.
Kemuning tampak sibuk menyusun proposal untuk kegiatan tersebut dan dibantu
oleh beberapa temannya termasuk Ferdi sebagai ketua panitia. Semuanya tampak
sibuk dan serius bekerja agar tercapainya tujuan acara baksos seperti yang
telah direncanakan.
Dalam
kegiatan itulah Kemuning semakin dekat dengan Ferdi. Ketika pidato penutupan
acara, Ferdi menyebutkan Kemuning dan sangat mengapresiasikan hasil kerja
Kemuning sebagai pencetus acara tersebut diadakan serta sebagai seorang yang
sangat berpartisipasi demi kelancaran acara tersebut. Dan ternyata hal ini
menimbulkan kemarahan besar Santi terhadap Kemuning. Kemarahannya kian
menjadi-jadi ketika dia mendapati kata-kata cinta dari Ferdi yang tertulis di
atas kertas putih yang terselip di dalam buku Kemuning yang dipinjam oleh
Santi. Di secarik kertas itu tertulis, “Kemuning, setiap hari aku selalu
merindukan matamu yang bening” dan di bagian bawah kertas itu terdapat nama
Ferdi. Wajah Santi langsung memerah seketika. Dengan langkah cepat dia menuju
ke kamar Kemuning yang sedang beristirahat tenang. “Dasar cewek gak tau diri..!! Santi membentak Kemuning
sambil melempar buku yang berisi kertas dari ferdi tersebut. Kemuning
menegaskan bahwa dia tidak tahu tentang surat itu dan diantara mereka tidak ada
hubungan special seperti yang dipikirkan oleh Santi. Padahal, sebenarnya
Kemuning juga menyukai Ferdi, namun dia tidak pernah memberikan harapan dan
menjalin hubungan lebih jauh dengan Ferdi karena dia mengetahui bahwa Santi
sangat menyukai Ferdi yang menjadi idola bagi cewek-cewek di kampus mereka.
Siang
itu terasa begitu menyengat. Weekend
kali ini Kemuning memilih untuk tinggal di rumah saja dan beristirahat, karena
kegiatan baksos kemarin cukup membuatnya lelah. Sementara Mama, Papa dan Santi
menghabiskan waktu libur mereka dengan jalan-jalan. Tapi tidak searah, Santi
lebih memilih bepergian bersama teman-temannya. Dua jam kemudian, telepon rumah
bordering dan sesaat kemudian Kemuning sangat terperanjat ketika mendengar
bahwa Santi mengalami kecelakaan parah dan sekarang sudah berada di rumah
sakit. Tanpa berpikir panjang, Kemuning langsung menghubungi Mama dan Papa
memberitahukan hal tersebut. Lalu dia pun langsung menuju ke rumah sakit.
Santi
mengalami kecelakaan parah dan kata dokter mata Santi kemungkinan besar
mengalami kebutaan akibat pecahan kaca mobil yang masuk ke matanya. Mama dan
Papa sangat shock dengan kejadian
itu. Apalagi ketika melihat Santi yang tersadar dan berteriak ketika mengetahui
bahwa matanya sudah tidak berfungsi lagi. Namun, keesokan harinya dokter
membawakan kabar gembira bahwa ada seseorang yang bersedia mendonorkan sepasang
matanya kepada Santi. “Siapa orang itu, Dok..??” Tanya Mama yang kini matanya
terlihat berkaca-kaca tak tahan menahan kegembiraannya. Dokter menjawab, “ Dia
seorang perempuan, hari ini dia akan mendonorkan mata indahnya untuk Santi.
Tapi dia menolak untuk memberitahukan identitasnya” Jawaban dokter membuat
mereka sangat penasaran. Mereka berniat akan memberikan hadiah kepada orang
tersebut jika memang benar-benar seorang perempuan yang dimaksudkan dokter tadi
akan rela mendonorkan matanya kepada Santi anak mereka.
Akhirnya
operasi pun berjalan dengan baik dan Santi mampu melihat lagi. Santi
menginginkan agar dokter mempertemukannya dengan pendonor mata tersebut.
“Sungguh mata yang sangat indah, Ma, Pa” !! Kata Santi sambil memperhatikan
matanya di cermin. Lalu seakan larut dalam kebahagiaan itu, mereka pun lupa
akan Kemuning. “Ma, ngomong-ngomong Kemuning
mana ya? Kenapa dia tidak ke rumah sakit hari ini?” Tanya Papa dengan wajah
keheranan. Sedangkan Santi masih asik memandangi mata barunya yang dia rasa
lebih indah dari mata aslinya yang dulu.
Sesaat
kemudian, dokter masuk dan membawa surat untuk Santi. “Ini surat dari seseorang
yang telah mendonorkan matanya untukmu, Santi” Kata dokter pelan sambil
menyerahkan surat dari sosok yang masih misterius itu. Santi terlihat
mengernyitkan keningnya dan langsung membaca isi surat tersebut. Betapa
terkejutnya Santi ketika mengetahui bahwa orang yang telah mendonorkan mata
kepadanya ternyata dia adalah KEMUNING..!! Di surat itu Kemuning menuliskan
permintaan maafnya kepada Santi. Semoga sepasang mata bening yang
kupersembahkan untukmu mampu membuat segala kesalahanku termaafkan dan menuai
senyum bahagia di hari-harimu, Santi. Kemuning mengakhiri kata-katanya.
Tiba-tiba Santi meneteskan airmata dan dia menyesali akan semua sikapnya selama
ini kepada Kemuning. Papa dan Mama hanya bisa berpelukan sambil menangis
terharu. Kini Kemuning bukanlah gadis yang memiliki mata bening. Dia hanyalah
seorang gadis buta yang berhati mulia. Subhanallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar