Musik Asik

Kamis, 21 November 2013

Pandangan Terakhir




Air mataku lilin
Setelah khusuk berdoa
Lebur menjadi puisi
Dalam goresan luka
Dan cahayaku tinggal lentik sepi
Kumasuki segala ruang, kumenerawang terang
Adakah yang menyeruak dan memberiku sebuah senyuman?
Tidak, tidak ada..

Aku meninggalkan mereka yang semakin riuh dalam tawa-tawa renyah ku menjauh
Apakah tak ada yang lebih menarik dari kesenangan harta, cinta, rindu dan kemaksiatan?

Mereka tahu segalanya
Tapi mengapa kemunafikan tetap jadi incaran?
Diantara tawa iblis yang memekik diam-diam
Terus mengendap-endap dalam geliat hasrat mencegat kebaikan dari jiwa-jiwa yang telah sekarat

Aku melangkah perlahan
Menerka-nerka wajah pucat kesakitan
Setelah kemaksiatan
Sebelum maut menjelang dan semua tinggal kenangan
Riwayat telah gagu dalam tubuh kaku
Semua merebahkan letih tangis
Saudaraku tercinta, tak perlu menangis..!
Siapa yang jatuh hati pada kematian?
Yang menyeru namanya dalam bisikan mesra?

Tak ada yang abadi bukan?
Kau pun tahu itu
Tapi kenapa semua masih terjadi?
Korupsi, seks bebas, narkoba begitu menggila..!!

Aku harap-harap cemas dalam gemas
Hujan turun tertatih-tatih bersama gumpalan gelisah
Aku ingin datang padaMu Ya Allah..
Mengadukan resah meninggalkan gundah nuraniku
Ku ikuti kehendak badai
Tapi ia malah membuatku terlempar ke cakrawala
Cakrawala yang menghindar setiap kali ku ingin menapak
Menyebabkan perjalananku makin hambar,
Kelam mengaburkan penglihatan ke ujung jalan

Oouughh… Apa yang terjadi denganku?
Terdengar langkahnya tergesa bersama angin
Yang menyentuh ranting kamboja
Kenyataanku pasrah dalam ucapan;
“Asyhhaduallaa ilaaha illallaah,
Wa ashhaduanna muhammadurrasuulullaah...”

Nyeri lama tidak terasa
Derita terlupa
Nyawa tertangkap kekal dalam pelukanNya
Sesaat keheningan tercipta
Pemberhentian kata yang tercatat dalam luka
Walau kini bahagia melumatkan rasa
Aku mabuk kepayang dalam maut
Dan yang tadi
Adalah pandangan terakhir untukku…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar